Serangga dalam budaya

"Serangga Spanyol", Lytta vesicatoria telah diketahui memiliki senyawa medis, kegunaan aprodisiak, dan senyawa lainnya.

Peran serangga dalam budaya membentang di berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang dianalisis secara akademis maupun yang lebih umum.

Secara akademis, interaksi serangga dan masyarakat telah diperlakukan sebagiannya sebagai entomologi budaya, di mana kebanyakan berhubungan dengan masyarakat "maju", dan merupakan bagian dari etnoentomologi, yang kebanyakan berhubungan dengan masyarakat "primitif"; meskipun lemah dalam pembedaannya, serta tidak berdasarkan pada teori. Kedua disiplin akademis mengeksplorasi kesejajaran, hubungan dan pengaruh serangga terhadap populasi manusia, dan juga sebaliknya. Disiplin-disiplin ini berakar pada ilmu antropologi, sejarah alam, dan entomologi, yaitu sebuah kajian tentang serangga. Penggunaan serangga lainnya di dalam budaya, seperti biomimikri, tidak dipelajari pada disiplin akademis ini.

Secara umum, serangga digunakan secara luas, baik untuk tujuan praktis maupun simbolis. Di sisi lain, sikap terhadap serangga sering kali negatif, dan upaya ekstensif telah dilakukan untuk membunuh mereka. Meluasnya penggunaan insektisida telah gagal memusnahkan hama serangga, tetapi berakibat resisten terhadap bahan kimia yang biasa digunakan pada ribuan spesis serangga.

Penggunaan praktis misalnya di dalam bidang (entomofagi) makanan, obat-obatan, sutra tekstil yang bernilai, zat warna seperti karmin; di dalam sains, serangga jenis lalat buah merupakan model organisme penting yang dipelajari pada ilmu genetika, serta pada bidang peperangan, di mana serangga berhasil digunakan di Perang Dunia Kedua yang menyebarkan penyakit pada penduduk lawan. Satu serangga, seperti lebah madu yang menyediakan madu, serbuk sari, royal jelly, propolis dan senyawa melittin yaitu peptida anti-inflamasi; yang larvanya dijadikan makanan di beberapa masyarakat tertentu. Penggunaan serangga secara medis misalnya dalam terapi belatung bagi luka debridement. Lebih dari seribu kelompok protein telah diidentifikasi pada air liur serangga pemakan darah, yang digunakan sebagai obat-obatan dengan manfaat sebagai antikoagulan, vasodilator, antihistamin dan obat bius.

Penggunaan simbolis yang berperan dalam seni, musik (dengan banyaknya lagu yang menampilkan serangga), juga pada film, sastra, agama, serta mitologi. Kostum serangga digunakan dalam produksi teater yang dipakai di dalam pesta dan karnaval.


© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search